Senin, Februari 27

SURAT IMAM GHAZALI KEPADA MURIDNYA-3

SURAT IMAM GHAZALI KEPADA MURIDNYA-3

Oh Anak

Hai anak sebagaimana dari pertanyaanmu termasuk bagian ini adapun yang selebihnya yang dapat dijawab telah kusebutkan didalam ihya ulumudin dan lainnya dan disini hanya akan kusebutkan sebagian
Empat perkara yang harus ada dalam mencapai keutaman itu pertama ‘itiqad yang sahih yang tidak dicampuri bid’ah. Kedua taubat yang bersungguh-sungguh yang menutup mati jalan kembali kepada ma’siat ketiga meminta rela sekalian lawan hingga padamu tidak tergantung hak dari seseorang pu juga keempat mempelajari ilmu syari’at sekedar yang dengan dia kamu dapat menjalankan perintah Allah dengan seksama dan sebagian dari ilmu akhirat yang dengan dia kamu boleh mengharap lepas dari segala bencana.
Dihikayatkan bahwa Syibli ra. Telah berkhidmat kepada empat ratus guru dan dia berkata telah kubaca empat ribu hadis sudah itu kupilh sebuah saja dan kuamalkan yang selebihnya kutinggalkan karena setelah kutimbang timbang yakinlah aku bahwa keselamatan dan kebahagiaan tersimpan di dalam yang sebuah itu serta ilmu orang terdahulu dan orang orang yang kemudian semua terkandung didalamnya. Sebab itu maka kepadanyalah rasa hatiku aku berpegang yaitu kata Rasulullah saw. Kepada sebagian sahabatnya beramalah untuk duniamu menurut kadar hidupmu padanya dan beramalah untuk akhiratmu menurut kadar kekalmu didalamnya dan beramalah terhadap Allah menurut hajatmu kepadnya dan beramalah berhadapan dengan neraka menurut kadar tahanmu menanggung azanya.
Hai anak bila Kamu ketahui isi hadis ini tidaklah perlu lagi ilmu yang bertumpuk tumpuk dan perhatikanlah sebuah hikayat lagi bahwasannya Hatim Asamm adalah salah sorang dari sahabat Syaqiq Bilkhi ra. Pada suatu hari bertanyalah syaqiq kepada Hatim. Hai Hatim telah tiga puluh tahun Kamu bersahabat dengan aku apakah yang telah kamu peroleh selama itu, maka menjawablah Hatim telah kuperoleh delapan ilmu yang berfaedah dan itulah bagiku karena aku mempunyai harapan yang penuh bahwa keselamatan dan kebahagianku tersimpan didalamnya. Berkata Syaqiq; apakah itu ? Kata Hatim Pertama telah kupandang makhluk yang banyak ini maka kusaksikanlah bahwa tiap tiap mereka mempunyai kekasih dan kecintaan tempat hatinya tetambat sebagian kekasihya hanya menyamainya sampai kesakit yang membawa mati dan yang sebagian sampai ketepi kubur sudah itu kesumuanya kembali dan meninggalkannya terbaring seorang diri, tak seorangpun juga yang masuk sama sama dengan dia kedalam kuburnya maka terpikir oleh ku kekasih yang paling utama adalah yang mencintai nya masuk kekubur dan menghibur didalamnya yang demikian tak kudapatii selain dari amal yang soleh. Sebab itu maka kuambil ia menjadi kekasihku supaya ia kelah menjadi pelita didalam kuburku, menghiburku dan tidak meninggalkanku seorang diri.
Kedua kulihat makhluk ini mengikuti hawa nafsunya dan lekas sekali menurutkan kehendak nafsunya, maka kuperhatikanlah firman Allah :Dan adapun orang yang merasa takut terhadap kedudukan Tuhannya dan ditahannya nafsu nya dari keinginan yang sedendah rendahnya maka sesungguhnya surgalah tempat diamnya. Dan aku yakin betul bahwa Al-Qur’an itu benar. Tidak ada mungkirnya. Sebab itu maka segeralah aku melawan nafsuku dan aku bersedia jihad menentangnya tidak pernah kuberikan kesempatan menurutkan hawa nafsu. Hingga menyerah dan tunduk taat kepada Allah.
Ketida kulihat tiap tiap orang membanting tulah menumpuk numpuk harta benda kemudian disimpannya dengan amat hemat dan kikirnya. Maka aku berfikr panjang tentang firman Allah, Apa yang padamu itu akan hilang lenyap dan apa yang pada sisi Allah kekal selama- lamanya. Maka kukelurkan lah harta simpananku selama ini untuk mencari keredaan Allah kubagibagikan diantara fakir miskin supaya ia menjadi simpanan bagiku disisi Allah.
Keempat kulihat sebagian dari makhluk itu mengira kemuliaan dan ketinggian derajatnya terletak di banyak kaum dan kelurga, lalu dia merasa megah dengan demikian yang sebagian lagi mengatakan emas, perak, intan permata dan banyak anak, maka menyombaongkan diri dengan itu, dan yang lain mengangap kemulian dan ketinggian itu terletak pada belaku zalim, serakah dan menumpahkan darah sesame manusia, dan ada yang berkeyakinan letaknya pada keborosan membuang buang harta dan mentabzirkannya. Maka ku berfikir secara dalam tentang firman Allah : bahwa yang seutama utama mu di sisi Allah adalah yang bertaqwa lalu kupilih taqwa itu serta aku sangat berpegang teguh bahwa Al-quran itu benar dan angapan mereka itu semuanya batil tak beralasan
Kelima kulihat semua manusia hidup cela mencela dan saling mengumpat, aku saksikan pangkal timbulnya adalah kedengkian dalam perkara harta, pegaruh dan kepandaian, maka kupikir kanlah dengan seksama firman Allah, Kamilah yang mengatur pembagian kehidupan diantara mereka dalam kehidupan dunia, maka aku mengetahui bahwa pembagian itu dari Allah dizaman azali. Sebab itu tidaklah berlaku dengki kepada orang lain dan kuterima pembagian dari Allah.
Keenam kulihat manusia yang satu memusuhi yang lain karena berbagai sebab dan maksud maka kudalami firman Allah bahwa syaitan itu musuh bagimu maka pandanglah musuh. Maka tahulah aku bahwa tak patut memusuhi seseorang pun selain dari syaitan.
Ketujuh kulihat tiap tiap orang berusaha bersungguh sungguh dan banting tulang melebih kewajaran mencari makan dan keperluan hidup sampai dia jatuh kepada yang subhat terjerumus kepada yang haram di cemarkan namanya dan dijatuhkan derajatnya. Maka lama aku berfikir tentang firman Allah SWT ; dan tidak ada satu hewan pun dimuka bumi ini, melaikan bergantung kapada Allah rezekinya, maka aku mengetahui bahwa rezeki itu di tangan Allah juga dan dengan sesungguhnya telah ditanggungkan perkara itu maka akupun bangkit dan menjaga ibadatku kepada Tuhan dan kuputuskan harapanku kepada yang lain .
Kedelapan kulihat tiap tiap orang mengendalikan nasibnya kepada sesuatu . ada yang kepada dunia dan uang ada yang kepada harta dan milik ada yang kepada perusahaan dan pertukangan dan ada pula yang kepada makhuk. Maka kuperhatikan firman Allah ; dan barang siapa yang tawakal kepada Allah, maka padalah dia baginya. Bahwa Allah menyampaikan segala kehendak Nya dan ssungguhnya telah dijadikan Allah bagi segala sesuatu batas yang tentu. Maka tawakalah aku kepada Allah, karena Allah yang mampu menyampaikan segala keinginanku dan Allah pelindug yang seutama utamannya.
Setelah mendengar semua itu berkatalah Syaqiq moga-moga Allah memberimu taufiq bahwasanya aku telah memperhatikan Taurat, injil, Zabur dan Al-qur’an. Kulihat kempat kitab suci beredar diatas kedelapan perkara ini maka barang siapa yang mengaamlkannya seolah olah ia telah mengamalkan keempat kitab itu.




1 komentar: